BAB 13
Tanggung Jawab Sosial Suatu Bisnis
(PENGANTAR BISNIS)
TANGGUNG JAWAB SOSIAL SUATU BISNIS
Tanggung
Jawab Sosial ( Social Responbility ) merupakan Etika (at yang
mempengaruhi perilaku pribadi di lingkungan kerja atau suatu usaha bisnis
untuk menyeimbangi komitmennya terhadap kelompok dan individu dalam
lingkungannya.
Misalnya : bertanggung jawab terhadap
konsumen atau pelanggan.
1. BENTURAN
KEPENTINGAN MASYARAKAT
Proses
produksi seringkali menyebabkan benturan kepentingan (masyarakat dengan
perusahaan). Terjadi pada berbagai tingkat perusahaan (besar, menengah, maupun
kecil). Benturan ini kerap kali karena perusahaan menimbulkan polusi (udara,
air limbah, suara bahkan mental kejiwaan).
Klasifikasi Aspek Pendorong Tanggung Jawab Sosial
Dalam
menjalankan tugasnya, perusahaan dituntut untuk bertanggung jawab dengan
kondisi apapun yang terjadi sehingga diperlukanlah beberapa etika sebagai
pendorong tanggung jawab tersebut. diantarnya adalah sebagai berikut :
- Dorongan dari pihak extern seperti dari lingkungan masyarakat. Seringkali menghadapi kendala berupa adanya biaya tambahan yang kadang cukup besar bagi perusahaan dan diperhitungkan dalam untung-rugi perusahaan.
- Dorongan dari dalam bisnis itu sendiri, sisi humanisme pebisnis yang melibatkan rasa, karsa dan karya yang ikut mendorong diciptakannya etika bisnis yang baik dan jujur. Penerapan prinsip manajemen terbuka, hubungan industrialis Pancasila, Pengendalian mutu terpadu dengan gugus kendali mutunya merupakan contoh-contoh penerapan manajemen yang berorientasi hubungan kemanusiaan.
2. DORONGAN
TANGGUNG JAWAB SOSIAL
A. Penerapan Manajemen Orientasi Kemanusiaan
Kegiatan
intern yang muncul bersifat sangat kaku, keras, zakeliyk (saklek), birokratik,
dan otoriter. Prosedur administrasi serta jenjang kewenangan yang
berbelit-belit sering menyebabkan tekanan batin bagi para pebisnis maupun pihak
lain yang berhubungan. Hubungan yang kurang manusiawi pun kerap terjadi antara
perusahaan dengan pihak luar (pelanggan, masyarakat umum).
- Manfaat Penerapan Manajemen Orientasi Kemanusiaan
1. Peningkatan moral kerja karyawan yang
berakibat membaiknya semangat dan produktivitas kerja.
2. Adanya partisipasi bawahan dan timbulnya
rasa ikut memilki sehingga tercipta kondisi manajemen partisipatif.
3. penurunan absen karyawan yang disebabkan
kenyaman kerja sebagai hasil hubungan kerja yang menyenangkan dan baik.
4. Peningkatan mutu produksi yang diakibatkan
oleh terbentuknya rasa percaya diri karyawan.
5. kepercayaan konsumen yang meningkat dan
merupakan modal dasar bagi perkembangan selanjutnya dari perusahaan.
B. Ekologi dan Gerakan Pelestarian Lingkungan
Ekologi
yang menitikberatkan pada keseimbangan manusia dan alam lingkungannya banyak
dipengaruhi oleh proses produksi. Sebagai contoh maraknya penebangan hutan
sebagai bahan dasar industri perkayuan, perburuan kulit ular dan buaya yang
diperuntukan untuk industri kerajinan kulit, penangkapan ikan dengan
menggunakan bahan peledak maupun racun yang merusak alam sekitar.
C. Penghematan Energi
Pengurasan
secara besar-besaran energi yang berasal dari sumber daya alam yang tidak dapat
diperbarui seperti batubara, minyak, gas telah banyak terjadi. Kesadaran bahwa
sumber daya tersebut tidak dapat diperbarui telah mendorong dilaksanakannya
proses efisiensi serta mencari pengganti sumber daya tersebut. Yang dapat
disebut dengan sumber daya alternatif diantaranya adalah pemanfaatan tenaga
surya, nuklir, angin, air, serta laut.
D. Partispasi pembangunan bangsa
Kesadaran
masyarakat pebisnis terhadap sukses pembangunan sangat diperlukan. Karena
dengan adanya kesadaran tersebut, akan membantu pemerintah menangani masalah
pengangguran dengan cara ikut melibatkan tenaga kerja yang ada, sebagai bentuk
tanggung jawab sosial pada lingkungan sekitar perusahaan beroperasi.
E. Gerakan Konsumenrisme
Awal
perkembangannya tahun 1960-an di Negara Barat yang berhasil memberlakukan
Undang-Undang Perlindungan Konsumen yang meliputi beragam aspek, mulai dari
perlindungan atas praktik penjualan paksa sampai pemberian izin lisensi bagi
petugas reparasi alat rumah tangga.
Tujuan dari gerakan konsumerisme ini adalah :
- Memperoleh perhatian dan tindakan nyata dari kalangan bisnis terhadap keluhan konsumen atas praktik bisnisnya.
- Pelaksanaan strategi advertensi/periklanan yang realistic dan mendidik serta tidak menyesatkan masyarakat.
- Diselanggarakan panel-panel diskusi antara wakil konsumen dengan produsen.
- Pelayanan purna jual yang lebih baik.
- Berjalannya proses Public Relation (PR) yang lebih menitikberatkan pada kepuasan konsumen daripada konsumsi semata.
3. ETIKA
BISNIS
Merupakan
penerapan secara langsung tanggung jawab sosial suatu bisnis yang timbul dari
dalam perusahaan itu sendiri. Etika pergaulan dalam melaksanakan bisnis disebut
etika pergaulan bisnis.
a. Hubungan Antara Bisnis Langganan Dengan
Konsumen
Merupakan pergaulan antara konsumen dengan
produsen dan paling banyak ditemui. Berikut beberapa contohnya :
- Kemasan yang berbeda-beda menyulitkan konsumen untuk membandingkan harga terhadap produk.
- Kemasan membuat konsumen tidak dapat mengetahui isi didalamnya sehingga diperlukan penjelasan tentang isi serta kandungan yang terdapat didalam produk tersebut.
- Promosi, terutama iklan merupakan gangguan etis yang paling utama.
- Pemberian servis dan garansi sebagai bagian dari layanan purna jual.
b. Hubungan Dengan Karyawan
Bentuk hubungan ini meliputi : penerimaan
(recruitment), latihan (training), promosi, transfer, demosi, maupun
pemberhentian (determination). Dimana semua bentuk hubungan tersebut harus
dijalankan secara objektif dan jujur.
c. Hubungan Antar Bisnis
Merupakan hubungan yang terjadi diantara
perusahaan, baik perusahaan kolega, pesaing, penyalur, grosir, maupun
distributornya.
d. Hubungan Dengan Investornya
Pemberian informasi yang benar terhadap
investor maupun calon investor merupakan bentuk hubungan ini. Sehingga dapat
menghindari pengambilan keputusan yang keliru.
e. Hubungan Dengan Lembaga-Lembaga Keuangan
Hubungan dengan lembaga keuangan terutama
Jawatan Pajak pada umumnya merupakan hubungan yang bersifat financial,
berkaitan dengan penyusunan Laporan Keuangan.Pelaksanaan tanggung jawab sosial
merupakan penerapan dan pelaksanaan kepedulian bisnis terhadap lingkungan serta
mengikuti etika bisnis. Penerapan etika bisnis adalah maksud dari konsep
Stakeholder yang berlawanan dengan konsep Stockholder.
4.
BENTUK-BENTUK TANGGUNG JAWAB SOSIAL SUATU BISNIS
Penjabaran dari kepedulian sosial dari suatu
bisnis berbentuk pelaksanaan tanggung jawab sosial bisnis. Sejalan dengan itu
dapat dilihat bahwa semakin tinggi tingkat kepedulian sosial suatu bisnis maka
semakin meningkat pula pelaksanaan praktek bisnis etik masyarakat. Beberapa
bentuk pelaksanaan tanggung jawab sosial yang dapat kita temui di Indonesia
adalah :
a)
Pelaksanaan
Hubungan Industrialis Pancasila (HIP)
Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) merupakan
bentuk pelaksanaan yang telah banyak dijalankan pengusaha dengan karyawannya
dan dituangkan dalam buku. Dimana diatur kewajiban dan hak masing-masing pihak.
Beberapa contoh hak karyawan adalah cuti, tunjangan hari raya, dan pakaian
kerja.
b)
Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
Penanganan limbah industri sebagai bagian
dari produksi sebagai bentuk partisipasi menjaga lingkungan.
c)
Penerapan
Prinsip Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3)
Penekanan pada faktor keselamatan pekerja
dengan menggunakan alat-alat yang berfungsi menjaga keselamatan, seperti topi
pengaman, masker pelindung, maupun pakaian khusus lainnya.
d)
Perkebunan
Inti Rakyat (PIR)
Sistem perkebunan yang melibatkan perkebunan
besar milik negara dan kecil milik masyarkat. Perkebunan besar berfungsi
sebagai inti dan motor penggerak perkebunan dimana semua bahan bakunya diambil
dari perkebunan kecil disekitarnya yang berfungsi sebagai plasma.
e)
Sistem Bapak
Angkat-Anak Angkat
Sistem ini melibatkan pengusaha besar yang
mengangkat pengusaha kecil/menengah sebagai mitra kerja yang harus mereka bina.
Terkadang hal ini menyebabkan masalah kepada pengusaha besar. Oleh karena itu,
dibutuhkan kesadaran tinggi dalam pelaksanaannya.